Vera (21), Gadis “Panggilan” Yang Siap Bertobat
Sergap
NTT -> Rejeki, jodoh dan maut sudah menjadi suratan ilahi. Pahit
manis kehidupan tak ada yang bisa mengelak. Begitu pula dengan Vera.
Gara-gara hidup dikerubuti ekonomi yang morat-marit, gadis manis asal
pantai utara pulau Flores itu nekad terjun ke lembah hitam. Baginya tak
ada peluang lain yang menjanjikan selain menggasak dompet pria hidung
belang. Profesi wanita panggilan hingga menjadi istri kontrakan terpaksa
ia lakoni. Hasilnya? Jutaan rupiah Vera kantongi!
Sebelum
bertemu, Vera terlebih dahulu ditelepon sekitar pukul 13.00 waktu
Kupang. ”Beta baru bangun ni..,” ujarnya, dengan logat Kupang yang
kacau. Rutinitas
Vera sering disamakan dengan kehidupan kelelawar. Siang tidur, malam
cari makan. ”Tadi malam beta kerja sampai jam 2 pagi bos,” imbuhnya
beralasan.
Sergap
NTT Online sendiri mendapatkan nomor hand phone (HP) Vera dari Lukas,
sebut saja begitu, lelaki asal Sumba yang kenyang berkencan dengan
Vera. Dia merekomendasikan Vera di antara koleksi beberapa cewek yang
pernah dikencaninya.
”Soalnya Vera itu freelance
yang jam terbangnya tinggi serta enak diajak ngobrol. Coba saja kamu
kontak dia, dan,,,, kamu bisa dapatkan ceritanya,” begitulah saran Lukas
Setelah
janjian bertemu melalui HP, malam minggu kemarin, Vera datang memenuhi
janjinya di arena diskotik Dancing Hall Flobamor Mall Kupang. Malam itu
dia mengenakan kaos ketat merah jambu dengan belahan dada rendah. Dengan
ramah, dia memperkenalkan namanya, ”Beta ….— samar jadi Vera—”.
Vera
memang anggun dan cantik. Rambutnya yang terurai rapi bak melati sedang
mekar. Hidungnya tinggi serasi wajah. Bibirnya tipis menebar birahi.
Tapi sabar dulu! Jangan buru-buru! Sepakat harga dulu baru Vera mau
meladeni apa yang diminta. Tentu bayarannya harus sesuai keinginannya.
Sebab tujuan utama ia berpetualang cinta adalah mengais rupiah
sebanyak-banyaknya.
Sudah berapa lama Vera di Kupang? ”Beta sudah satu tahun di sini,” paparnya.
Pemilik
kulit kuning langsat ini mengaku, hidup di Kupang harus penuh waspada.
Sebab di kota karang ini polisi sering merazia tempat-tempat hiburan.
Jika ada iformasi razia, Vera langsung stop beroperasi. Yah… paling Vera
hanya tidur-tiduran di kostnya.
Dalam
kehidupannya sebagai wanita panggilan, banyak suka duka yang Vera
alami. Apalagi jika berbicara tentang pelanggan yang juga aparat.
“Mereka kerap memperlakukan beta dengan kasar. Sudah begitu mintanya
macam-macam. Makanya beta senang kalau pas dapat yang berpendidikan dan
berpengalaman,” imbuhnya.
Bisa
benar. Sebab di Kupang, tarif Vera tidak murah. Sekali kencan ia biasa
dibayar Rp. 300 hingga 500 ribu. Tapi jika pria nakal itu berasal dari
luar Indonesia, maka tarifnya diatas 1 juta. Tarif ini belum termasuk
tempat yang harus disediakan sendiri oleh konsumen yang ingin
menidurinya.
Tak
heran dalam sebulan Vera bisa meraup sekitar 5 juta sampai 10 juta.
Menurut cewek yang mulai terjun ke lembah hitam sejak tahun 2006 lalu
itu, jumlah wanita pekerja semacam dirinya ada ratusan orang di Kupang.
Mereka rata-rata berasal keluarga miskin atau keluarga berantakan.
Kebanyakan mereka adalah freelance, namun kalaupun mangkal, kebanyakan
berada di diskotik atau bar yang ada di Kupang.
Kenapa
menjadi PSK? Kenapa mesti hijrah ke Kupang? Sambil memperbaiki bajunya
yang sedikit melorot, Vera menjawab, ”Ya… di Flores beta malu.
Apalagi kalau sampai keluarga tahu. Beta ini orang susah. Jangankan
untuk beli pakaian baru, untuk makan saja,,, beta pung orang tua
setengah mati. Itu sebabnya setiap bulan kalau ada uang lebih, beta selalu kirim untuk orang tua”.
Vera
mengaku, selama menjalani profesinya hanya satu hal yang berkesan dalam
kehidupannya, yakni ketika menjadi istri kontrakan bule Australia
selama setahun. Mungkin karena itu, sekarang Vera dia lebih suka
berbisnis dengan bule-bule dibandingkan pria lokal. Dia menyebut
nama-nama langganannya dari Autralia, Jepang dan Amerika. Tak
ketinggalan beberapa lelaki di daratan Timor yang punya posisi penting.
”Beta
lebih senang dengan bule. Selain bayarannya tinggi, komunikasi kencan
mereka juga profesional. Untuk urusan ranjang, bule lebih jago lah…,”
ucapnya sambil tertawa ngakak.
Pengakuan
Vera mungkin ada benarnya. Sebab,,, saat menemani SERGAP selama dua
jam, HP-nya tak henti-henti berdering, dan terkadang dia mengaktifkan
speaker phone-nya dan terdengar jelas suara lelaki di seberang yang
meminta untuk ditemani.
Lalu
bagaimana dengan urusan kesehatan? Vera ternyata orang yang cukup
serius memperhatikan hal ini. Tiap 1 bulan sekali dia memeriksakan diri
ke rumah sakit. Setiap hari dia juga tak lupa meluangkan waktu untuk
berolahraga.
Meski
pekerjaan ini menjanjikan materi dunia yang berlipat ganda, namun Vera
berencana dalam dua tahun kedepan ia akan berhenti dan pulang ke Flores
untuk membuka usaha konter HP.
”Dua
tahun lagi beta akan berhenti. Sekarang beta lagi kumpul-kumpul uang.
Capek juga kerja beginian. Doakan beta ya..,” pintanya bersemangat.
Ya,,,, moga sukses ya,,,! +++chris parera+++