Tim Van Damme Inspired by Tim Vand Damme

Populer

Welcome to My Website

“Welcome to the wonderful world of radarmalang.net. With advanced features of activating account and new login widgets, you will definitely have a great experience of using RM.”



Komputer

Diberdayakan oleh Blogger.

Seputar Malang

More on this category »

Universitas

More on this category »

Internet


=»» Kami Mohon Maaf situs ini dalam perbaikan. Kami Segera Kembali ! Kinaonak !

Hot News

Network

More on this category »

Blog

Pemimpin-Pemimpin Abadi Organisasi di Malang

Di antara para pimpinan organisasi di Malang yang belum tergeser selama 15 tahun lebih, ada nama Soemito. Dia adalah  Ketua Yayasan () Kota Malang. Sejak tahun 1999, dia melakukan advokasi langsung kepada warga  yang tak puas dengan pelayanan jasa dan produksi.

***
Warna rambutnya mayoritas sudahmemutih. Kulitnya pun mulai mengeriput. Maklum, umurnya sudah 75 tahun. Namun, semangat Soemito dalam mengelola Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Kota Malang patut mendapatkan dua jempol. Di umurnya yang sudah senja, Soemito bekerja profesional di organisasi yang dia pimpin itu.

Salah satu sikap keseriusan Soemito dalam memimpin YLK ini dialami sendiri oleh wartawan koran ini saat bertandang ke kantor YLK di Jalan Bendungan Tangga Nomor 6, Kota Malang kemarin. Tidak lama setelah mempersilakan duduk, Soemito menyodorkan buku tamu. ”Agar terdata siapa saja yang pernah ke sini,” kata Soemito sambil menyodorkan buku tamu yang sudah terisi 400 lebih pengunjung tersebut.
Saat wartawan ini tidak lengkap mengisi biodata, tiba-tiba Soemito mengembalikan bukunya. ”Yang lengkap seperti yang di atas,” papar pria yang tidak pernah tahu tanggal lahirnya secara abjad masehi ini.
Ya, itu lah sekilas kegigihan perjuangan Soemito dalam menjalankan amanahnya yang dia pegang sejak 15 tahun silam ini. Karena lembaga yang dia pimpin bersifat sosial, Soemito tidak pernah mendapatkan bayaran. ”Malah-malah sering kali uang dari kantong sendiri yang saya keluarkan,” imbuh pria satu anak dengan satu cucu tersebut.

Lantas Soemito mencontohkan, ruang kantor YLK yang berdempetan dengan rumahnya itu. Menurutnya, jika dia hitung-hitungan secara materi, tidak mungkin dia menjadikan ruang yang luasnya sekitar 3×5 meter itu dijadikan kantor YLK. ”Kalau disewakan bisa dapat Rp 400 ribu per bulan,” tambah istri dari Dra Sulastri ini.

Bagi Soemito, di usianya yang sudah senja, sebenarnya sudah tidak ingin lagi menjabat sebagai Ketua YLK. Pada pemilihan ketua terakhir pada 2009 lalu, Soemito sebenarnya sudah emoh menjadi ketua. ”Tapi anggota yang muda-muda yang menunjuk, mereka mungkin belum siap karena sibuk kerja, ada yang jadi dan profesi lain,” jelas alumnus SMAN 1 ini.

Menurutnya, masih diamanahi menjadi ketua YLK, ada suka dan dukanya. Senangnya karena di usianya yang tidak lagi muda, dia masih bisa bermanfaat bagi masyarakat. ”Tidak sukanya, sering kali melakukan advokasi, kita bersungguh-sungguh, eh yang diadvokasi malah kendor,” paparnya.
Dia mencontohkan, kasus pemutusan kabel yang dilaporkan salah satu warga. Setelah dia berusaha keras melakukan advokasi agar kabel kembali tersambung, ternyata warga yang melapor tersebut malah mencabut laporannya. Alasannya karena pelapor tadi tidak mau ribet.
Selama bertahun-tahun menjabat sebagai Ketua YLK, Soemito mengaku sudah melakukan puluhan advokasi yang berkaitan tentang konsumen yang merasa dirugikan. Salah satu yang paling berkesan adalah saat dirinya berhasil mengadvokasi sebuah pabrik mi rumahan di yang merasa diakali oleh salah satu perusahaan tepung besar.

Ketika itu, awal mulanya perusahaan besar itu tidak mau mengembalikan uang meskipun tepung yang dia kirim berkualitas buruk. ”Setelah kita mediasi, perusahaan tepung tersebut mau mengembalikan berupa tepung baru, tapi tidak semua,” imbuhnya.
Dia memilih lembaga konsumen sebagai tempatnya mengabdi, alasannya karena setiap orang ini menjadi konsumen. ”Siapa sih di dunia ini yang tidak menjadi konsumen,” paparnya.

YLK-lapsus
Tidak hanya itu, ada yang unik dalam kepengurusan YLK, ini karena, Soemito yang hanya lulusan SMA tapi anggotanya dua yang profesor dan satu doktor. Terkait hal itu, Soemito mengaku tidak minder memimpin para profesor dan dosen tersebut. ”Kenapa harus minder, karena secara keilmuan tentang perlindungan konsumen, saya tidak kalah,” kata Soemito lantas tersenyum lebar.


Selanjutnya, karena merasa sudah sepuh dan sudah sangat lama di YLK, dalam pergantian kepengurusan tahun depan, Soemito tidak akan mau lagi memimpin YLK. ”Sudah ada pengurus yang saya bimbing untuk menggantikan saya,” terang dia.(riq/c2/abm)