Tim Van Damme Inspired by Tim Vand Damme

Populer

Welcome to My Website

“Welcome to the wonderful world of radarmalang.net. With advanced features of activating account and new login widgets, you will definitely have a great experience of using RM.”



Komputer

Diberdayakan oleh Blogger.

Seputar Malang

More on this category »

Universitas

More on this category »

Internet


=»» Kami Mohon Maaf situs ini dalam perbaikan. Kami Segera Kembali ! Kinaonak !

Hot News

Network

More on this category »

Blog

Tampilkan postingan dengan label Malang Post. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Malang Post. Tampilkan semua postingan

Gubernur Papua Lepas Kontingen PMI ke Malang

         Gubernur Papua Lepas Kontingen PMI ke Malang



Kontingen PMI Papua saat upacara pelepasan keberangkatan ke MalangJAYAPURA - Kemarin, (Jumat, 21/6), Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe,SIP,MH yang diwakilin oleh Asisten III Bidang Umum Sekda Provinsi Papua, Drs. Waryoto melepas 45 peserta kontingen Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Papua untuk mengikuti kegitn temu karya PMI di Solerejo-Malang-Jawa Timur.

Asisten III Bidang Umum Sekda Provinsi Papua, Drs. Waryoto, mengatakan, relawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan kepalang merahan sesuai dengan visi misi Palang Merah Indonesia (PMI)  dengan beranggotan dari sejumlah kalangan seperti PMI remaja dan lain sebagainya.

Dijelaskannya, keikutsertaan kontingen Papua merupakan suatu kebanggaan tersendiri, sehingga diharapkan mudah-mudahan dengan adanya temu karya ini dapat memberikan suatu pengalaman dan penambahan ilmu kepada kontingen Papua.

“Perserta ini terdiri dari akademisi, relawan PMI dan lembaga swasta yang punya kegiatan semacam ini. Kita doakan agar kontingen Papua agar tetap sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan,” ungkapnya kepada Bintang Papua usai melepas kontingen PMI Papua di Kantor PMI Papua di Dok 5 Jayapura, Jumat, (21/6).
Ditempat yang sama, Ketua PMI Papua, Drs. Johanis Safkaur, MM, menandaskan, relawan merupakan suatu unsur kebanggaan bagi PMI dan mereka adalah ujung tombak gerakan palang merah Indonesia dan bulan sabit merah PMI Internasional.


Ditandaskannya, kegiatan temu relawan ini biasa dilaksanakan dalam wktu 5 tahun sekali dan dihadiri oleh relawan-relawan seluruh Indonesia yang diperkirakan mencapai 1000 orang yang hadir. Dan untuk Papua sebanyak 45 orang yang terdiri dari PMI Provinsi Papua sebanyak 20 orang, Mahasiswa 7 orang, PMI Mimika 6 orang, PMI Yapen 2 orang, PMI Waropen 1 orang, PMI Supiori 2 orang, PMI Kota Jayapura 2 orang dan PMI Kabupaten Jayapura 1 orang.

Diharapkan dengan adanya temu karya tingkat nasional ini dapat membawa suatu nuansa baru bagi para relawan asal Papua, sehingga kedepannya bila terjadi hal-hal emergency (darurat), para relawan-relawan PMI inilai yang didorong untuk menjawab permasalahan yang terjadi.

“Tema dari kegiatan ini adalah relawan sebagai agen perubahan dan sub temanya ialah menolong secara profesional dengan sepenuh hati dengan bergerak bersama masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu mengani sumber dananya berasal dari PMI Provinsi Papua, dana hibah Pemerintah Provinsi Papua, bantuan masing-masing Pemda Kabupaten/Kota yang mengirim relawannya, bantuan dari PT.Freeport Indonesia berupa baju kaos, Jaket dan bantuan dari PT. Pertamina berupa 2 buah spanduk, 30 buah kemeja putih. (nls/aj/lo2)
Read more

Sebanyak 100 pengusaha asli Papua dikirim pihak Bank Papua untuk mengikuti pelatihan di Batu Malang, Jawa Timur

Jayapura, 15/4 (Jubi) – Sebanyak 100 pengusaha asli Papua dikirim pihak Bank Papua untuk mengikuti pelatihan di Batu Malang, Jawa Timur selama seminggu (14-20 April) mendatang.

Direktur Umum dan Operasional PT. Bank Papua, Sharly A. Parrangan mengatakan, ini sebagai bentuk tanggung jawab Bank Papua dalam meningkatkan kemampuan bisnis pengusaha asli Papua. Juga, salah satu program Bank Papua untuk mencetak 1.000 pengusaha asli Papua.

Bank Papua sejak 2013 lalu bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Kerjasama itu hingga 2022 mendatang. Pengiriman 100 pengusaha asli Papua ini adalah yang kedua kalinya. Tahun 2013 lalu Bank Papua juga mengirim 40 orang,” kata Sharly A. Parrangan, Selasa (15/4).

Menurutnya, setelah mengikuti pelatihan diharapkan, para pengusaha tersebut mampu mengembangkan usahanya dan menjadi entrepreneur yang sukses serta menjadi teladan dalam membina pengusaha kecil di lingkungannya guna menghasilkan pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baru yang mandiri.

Bank Papua juga akan mendukung para pengusaha tersebut melalui pemberian kredit dengan berbagai skim yang menjadi fasilitas tersalurnya dana kepada masyarakat untuk menggerakan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua,” ujarnya.

40 pengusaha yang dikirim tahap pertama lalu kata Sharly, telah berhasil menjaring sebanyak 220 orang nasabah tabungan, 75 orang nasabah kredit, serta melatih 25 orang nasabah kredit UMKM.
Selain itu, tahun ini Bank Papua juga berkomitmen untuk menjadi Bank Devisa. Infrastrukturnya telah disiapkan. Untuk itu kami membutuhkan dukungan dan doa dari pemerintah daerah, nasabah, mitra bisnis dan seluruh masyarakat,” katanya.

Sebelumnya, pertengahan Maret lalu, Bank Papua menandatangani nota kesepahaman dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat  Amungme dan Komoro (LPMAK), Sebagai bentuk dukungan terhadap lembaga adat tersebut

Penandatangan MoU itu merupakan awal langkah sinergis dalam mendukung program LPMAK yang memerlukan layanan perbankan. Bank Papua memberikan pelayanan yang terbaik sesuai ekspektasi dan menjadi mitra bagi seluruh masyarakat Papua,” kata Direktur Utama Bank Papua, Johan Kafiar kala itu.
Menurutnya, MoU itu akan menjadi acuan dalam program pengembangan jangka panjang antar Bank Papua dengan LPMAK agar terjadi keselarasan kedua pihak.
Dengan adanya penandatanganan MoU itu, Bank Papua akan melayani semua kebutuhan LPMAK dalam hal perbankan,” ujar Johan. (Jubi/Arjuna)
Read more

Pengurus Baru AMP Komite Kota Kota Se-Malang Raya Dilantik

Penulis : Yermias Degei                  

Suasana serahterima jabatan Ketua AMP Malang. Foto: Ist.


Malang, MAJALAH  SELANGKAH --
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang melantik dan melakukan serahterima jabatan dari pengurus lama kepada pengurus baru, Minggu (23/02/14) lalu. Pelantikan dan serahterima ini dilakukan setelah AMP Malang sempat vakum selama 4 tahun.

Di hadapan kurang lebih 60 orang yang terdiri dari Senioritas, pelajar Mahasiswa Papua di Malang serta beberapa perwakilan dari AMP Komite kota Surabaya Ketua AMP lama, Jack Hubby digantikan Ketua AMP Malang baru, Charles Sondegau.

Ketua AMP lama, Jack Hubby mengatakan, Papua saat ini mengalami banyak masalah mulai dari masalah sosial, ekonomi, politik hinggga pada masalah HAM yang sangat menonjol serta eksploitasi SDA yang terus berjalan sejak diintegrasikan Papua ke dalam NKRI melalui PEPERA yang dianggap cacat hukum karena tidak berlangsung sesuai dengan Hukum Internasional yang berlaku pada saat itu.

Karena itu, harapnya, pengurus AMP baru bisa dapat menyuarakan masalah-masalah yang ada di Papua sesuai dengan AD dan ART AMP.

Dalam keterangan yang diterima majalahselangkah.com sore ini, BPH IPMAPA Malang, Anton Nawipa mengharapkan, "Kita berbicara dan bertindak. Kami inginkan bukti di lapangan bukan hanya sekedar kata-kata. Kami IPMAPA akan selalu berada di belakang kawan-kawan AMP, maju, maju dan terus maju," ungkap Ketua IPMAPA Malang. (MS/Yermias Degei)
Read more

Penerimaan Mahasiswa Kerjasama Unmus Merauke Papua

Penerimaan Mahasiswa Kerjasama Unmus Merauke Papua




Penerimaan Mahasiswa Kerjasama Unmus Merauke Papua
Bertempat di Ruang Video Converence TIK Gedung G1 Lantai 2 UM Senin 4 Agustus 2014 BAKPIK UM menyambut kedatangan tamu kerjasama dari mahasiswa Universitas Musamus Merauke Papua yang berjumlah 12 orang. Rombongan mahasiswa ini sudah seminggu berada di Malang sebelum diterima oleh pimpinan UM. Bertepatan dengan cuti hari raya Idul Fitri UM baru bisa menyambut mereka di hari pertama aktif kerja.

Kedatangan 12 orang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmus ini ke UM dalam rangka mengikuti program magang dan pencangkokan kuliah. Program ini akan berlangsung sampai setahun kedepan. Hadir dalam acara ini Ibu Martha Betabun S.Pd. M.Hum selaku Wakil Dekan FKIP Unmus yang juga selaku pendamping mahasiswa kerjasama. Hadir dalam acara ini Wakil Rektor IV UM Dr. I Wayan Dasna M.Si M.Ed. Kepala Biro AKPIK Drs. H Amin Sidiq M.Pd. dan Kabag Kerjasama dan Humas  Dra. Hj. Fatmawati.

Dalam sambutannya WR IV UM yang biasa disapa Pak Wayan menyampaikan selamat datang di kampus UM. Apresiasi yang besar disampaikan atas kerjasama yang telah dibina dengan Unmus dan dipercayanya UM menjadi tempat magang dan pencangkokan kuliah. Lebih lanjut Pak Wayan berharap semoga 12 orang mahasiswa tersebut dapat cepat belajar dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk dibawa pulang ke daerahnya.


Sambutan dan penjelasan singkat tentang pengenalan perkuliahan di kampus UM disampaikan Drs. Amin Sidiq M.Pd selaku Kabiro AKPIK UM. "Sebelum melaksanakan kegiatan perkuliahan di UM nantinya ke dua belas mahasiswa ini akan mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) seperti mahasiswa baru yang lain untuk menambah wawasan tentang kehidupan perkuliahan di UM" ujar Pak Amin. Lebih lanjut dijelaskan pula tentang proses registrasi mahasiswa jadwal perkuliahan fasilitas dan kegiatan yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Diakhir sambutannya Pak Amin berharap kedua b
Read more

Jawa Pos : Anak Pedalaman Papua Kapten di Tanah Jawa

Timo Scheunemann, Terpesona Bakat Sepak Bola Anak Papua

13255779181624621017
Timo di antara anak-anak didiknya di Malang. Ah! Dia lebih Indonesia……!!


Ia rela keluar masuk pedalaman Papua untuk mencari pemain berbakat.
Kini bibit-bibit masa depan itu tengah ia godok di Malang Football Club (MFC), akademi sepak bola miliknya di Malang. Ini demi masa depan anak dan keharuman nama Indonesia.

Timo Scheunemann dan Rainer Scheunemann adalah kakak beradik berkewarganegaraan Jerman yang sama-sama gila bola. Keduanya mengantongi B Licence for Coaching di FA Inggris sebagai lulusan terbaik. Mereka juga sama-sama kelahiran Kediri, Jawa Timur. Hanya bedanya, sang kakak (Rainer) kemudian menjadi pendeta dan melayani di Papua sedangkan Timo sang adik menjadi pemain sepak bola profesional. Kini ia menjadi pelatih Persema Malang dan mendirikan Malang Football Club. Panggilan hidup mereka boleh berbeda, namun keduanya memiliki kepeduliaan yang sama, yakni ingin memberdayakan orang muda melalui sepak bola.

Pada tahun 2000 Scheunemann bersaudara memboyong empat pemain muda berbakat dari Papua untuk dilatih di Malang Football Club. Keputusan ini mereka ambil setelah Rainer menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan terpesona potensi anak-anak tersebut. “Belum mendapat pembinaan terprogram dan modern saja sudah sedemikian hebatnya,” gumam Rainer.

Selain mengikuti latihan secara teratur dengan metode modern, para pemain juga mendapat kesempatan menikmati pendidikan berkualitas di Kota Malang dengan biaya dari Mustaard Seeds dan Hilfe Fuer Bruder.

Mencari anak-anak dari berbagai pedalaman Papua bukan perkara gampang. Selain menyedot tenaga dan waktu, biaya yang dibutuhkan untuk ini juga tidak sedikit. Meski begitu Timo menjalani dengan sukacita. “Pelayanan pada anak-anak Papua ini sangat melelahkan tapi juga sangat rewarding. Perkembangan mereka secara rohani, sekolah dan kepribadian sangat mengharukan,” jelas Timo. Perkembangan tersebut seperti menghapus rasa letihnya mencari, melatih, mendampingi dan mencari dana bagi pembinaan mereka.

Boleh dikatakan, Timo termasuk nekat merekrut anak-anak dari pedalaman Papua. Tambahan lagi, dia tidak memiliki sponsor. Awalnya seluruh biaya berasal dari kantong pribadinya. “Hitung-hitung, itu dana persembahan kami,” ujar Timo. Beruntunglah kemudian ia mendapat perhatian dari teman-temanya di Jerman dan Amerika. Selain itu Wesley International School, sebuah sekolah Kristen internasional di Malang memberi bantuan fasilitas dan dana untuk menambah perlengkapan dan membayar gaji asisten pelatih.

Kapten di Tanah Jawa

Saat ini Timo sudah mulai menikmati hasil kerja kerasnya. Nehemia, salah satu dari keempat pemain tersebut akan masuk dalam Persema musim ini. Sebelumnya di Persema Junior, Nehemia menyandang predikat kapten. “Setahu saya, belum pernah ada kapten Papua di tanah Jawa. Dan tahun ini Laban dari Wamena mengambil alih ban kapten Persema junior. Ini sebuah kebanggaan bagi saya,” jelas Timo bangga. Laban tidak termasuk dari keempat pemain tersebut. Dia ditemukan oleh seorang pilot MAF asal Amerika di pedalaman Papua kemudian dibawa ke MFC.
Dengan logat Jawa Timuran yang sangat kental Timo menjelaskan, baginya sepak bola bisa menjadi sarana pembinaan kepribadian yang efektif bagi anak muda. Ia berharap dalam percakapan, pendampingan dan latihan ia bisa mentransfer nilai tanggungjawab, sportifitas dan jiwa kepemimpinan kepada mereka.

Dengan jujur Timo mengakui, dia melakukan karya tersebut bukan karena dirinya kaya, tapi karena kerinduan mengangkat dan memberdayakan bibit-bibit dari pedalaman. “Kami tidak kaya. Namun kami ingin mempersembahkan tenaga, kemampuan dan juga dana kami yang sedikit buat Tuhan dan sesame melalui bola,” jelas Timo lagi.

Saat ini terdapat tujuh anak di MFC. Ke depan Timo berharap akan ada 10 anak Papua dan anak-anak lain dari pedalaman daerah lain yang mendapat kesempatan berlatih secara moderen dan teratur di MFC serta bersekolah di Malang.

Lantas, bagaimana dengan Rainer? Dia dan istrinya Heidi melatih kesebelasan wanita Persipura di bawah 18 tahun secara gratis, malah mengeluarkan dana pribadi.
Read more

IKIP Budi Utomo Tolak Ratusan Maba

MALANG KOTA- Tidak semua kampus swasta bernasib apes dalam penerimaan baru tahun ini. Jika sejumlah kampus swasta kesulitan mencari baru, sebaliknya. Kampus di Jl Simpang Arjuna ini malah menolak baru yang mendaftar.

IKIP Budi Utomo Nurcholis Sunuyeko membeberkan, hingga saat ini, ada sekitar 30 persen mahasiswa baru (maba) yang terpaksa ditolak. ”Tahun lalu kami masih menerima 2.500 maba. Tahun ini kuotanya kami kurangi menjadi 2.000 maba saja,” ujarnya.
”Hingga saat ini, yang mendaftar di IKIP Budi Utomo sudah mencapai 2.600 mahasiswa. Yang kami tolak sekitar 30 persen,” sambung dia.

Pemangkasan kuota maba itu, menurutnya, karena sarana-prasarana IKIP Budi Utomo hanya cukup menampung 2.000 maba. Selain itu, agar rasio ideal antara dan mahasiswa terpenuhi. ”Idealnya, rasio dan mahasiswa adalah 1:30,” terangnya.
ikipbudiutomo
Sementara itu, IKIP Budi Utomo Sabtu hari ini (23/8) akan mewisuda sekitar 3.000 mahasiswa dari program sarjana dan pascasarjana. Menariknya, dari ribuan mahasiswa itu, ada dua mahasiswa dari (Korsel) dan satu mahasiswa asal .


Dua mahasiswa asal Korea Selatan tersebut adalah Lee Soung Suk dan Kim In Soung, keduanya merupakan pasangan suami-istri dan menempuh pascasarjana program studi . Sedangkan yang dari Thailand adalah Sumalea Bukaah, mahasiwa program studi dan bahasa-sastra Indonesia. Selain itu, dua atlet sepeda nasional yakni Ari Kristanto dan Dwi Edi Kurniawan juga akan diwisuda.


Nurcholis melanjutkan, diwisudanya mahasiswa asal luar negeri itu menunjukan jika IKIP Budi Utomo sudah dipercaya menjadi kampus jujukan mahasiswa asing. ”Saat ini, kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan , Tiongkok, dan beberapa negara Eropa,” pungkasnya. (riq/c1/nen)
Read more